TARIANKU

semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya, penari, pecinta tari, pengamat tari dan juga guru-guru tari. Serta seniman-seniman baik tari, musik maupun teater. salam budaya.

Sunday, February 17, 2013

My Choreography SRIMPI GUITAR



Tari Srimpi Guitar adalah karya tari saya selanjutnya. Tarian ini masih mengacu pada karya tari sebelumnya. Yaitu Gambyong Guitar. 

Masih tentang gitar kali ini saya coba terapkan pada tari Srimpi. Tari Srimpi merupakan tari kelompok yang terdiri dari 4 penari yang masing-masing mewakilan 4 arah mata angin, yakni timur, barat,utara dan selatan. Masing-masing penari memerankan tokoh, yakni batak, gulu, dada dan buncit. Masing-masing gerak mewakili tokoh yang diperankan. Tokoh dalam tari ini adalah Batak, Gulu, Dada,dan Buncit. Tari srimpi berasal dari kata impen yang berarti mimpi. Setiap orang yang melihat pementasan diharapkan dapat masukkealam lain (mimpi). Namun kali ini, tari srimpi gitar tidak mewakili tokoh yang ada dalam tari srimpi tersebut. Tarian ini memadukan musik gitar klasik dengan gerakan tari tradisional klasik pula. Berharap bahwa setelah melihat penampilan para penari Srimpi gitar, penonton dibawa kea lam mimpi ntuk menemukan imajinasi-imajinasi lain pada sebuah karya tari. Musik tarian ini merupakan karya original dari sang musisi. Dengan alat musik gitar klasik. Gerakan pada tari srimpi gitar dilakukan secara serentak bersama-sama (seperti pada tari-tari Srimpi yang ada). 
Beberapa gerakan dalam tari srimpi gitar yang mengacu pada gerakan dasar tari tradisional adalah :
1. Lumaksana kapang-kapang
2. Nikelwarti
3. Jengkeng - sembahan
4. Gajah-gajahan
5. Golek iwak
6. Lumaksana lembehan
7. Manglung
8. Srisig
9. Panahan kanser
10. Srisig
11. Nikelwarti- berdiri
12. Lumaksana lembehan

Wednesday, February 13, 2013

BEBERAPA ISTILAH GERAK DASAR DALAM TARIAN
(oleh : Tien Kusumawati, S. Pd)

Tari tradisional gaya Surakarta memiliki istilah-istilah atau nama-nama gerakan dasar. Berikut ini beberapa istilah gerakan dalam tari tradisional gaya Surakarta yang saya mencoba menuliskan diskripsinya, semoga bermanfaat. Pada postingan yang lalu, beberapa gerak dasar tari gaya Surakarta sudah saya sebutkan sesuai pengelompokkan. Baik jenis tarian maupun gerakan tangan, kaki, kepala maupun badan. Nah berikut ini adalah uraian dari gerakan-gerakan dasar.

a.      Gerakan dasar tangan
1.      Ngithing

Ada yang menyebutnya dengan istilah nyekithing. Yaitu posisi tangan dengan ibu jari menempel pada jari tengah, membentuk
bulatan. Sedang jari yang lain ditekuk(menekuk/melengkung kebawah).
  


2.      Ngrayung

Ngrayung adalah bentuk gerak tangan dengan posisi ibu jari menempel pada telapak tangan, dan keempat jari berdiri dengan posisi jari-jari rapat.

3.      Nyempurit

Nyempurit, posisi jari-jari tangan hampir sama dengan ngithing. Hanya saja posisi ibu jari menempel pada sisi jari tengah sedang jari yang lainnya posisi tekuk (melengkung ke bawah)


4.      Ukel

Gerakan tangan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam, dengan posisi tangan ngithing.

5.      Kebyok

Gerak kebyok adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan ke pergelangan tangan dengan menggunakan selendang sehingga selendang menyangkut dipergelangan tangan.

6.      Kebyak

Adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan atau dibuang sehingga selendang lepas dan tidak lagi menyangkut di pergelangan tangan. Gerak kebyak dilakukan setelah kebyok.
 

7.      Ulap-ulap

Posisi tangan seperti ngrayung, dengan posisi pergelangan tangan ditekuk dan posisi ibu jari berdiri, terletak lurus pada dahi/kening (seperti hormat).
 Ulap-ulap ada 2 yaitu ulap-ulap kanan dan ulap-ulap kiri.
a)     Ulap-ulap kanan
Ulap-ulap kanan adalah gerakan tangan kanan menekuk di depan
kening, sedang tangan kiri menekuk dipinggang (malangkerik)
b)     Ulap-ulap kiri
Ulap-ulap kiri adalah tangan kiri yang menekuk di depan kening, sedang tangan kanan menekuk di pinggang (malangkerik)



8.      Tawing

Posisi tangan ngrayung yang terletak di depan pundak. Posisi ini ada 2, yakni tawing kanan dan tawing kiri. Tawing kanan dilakukan tangan
kanan yang diletakkan pada depan pundak kiri. Sebaliknya tawing kiri, dilakukan tangan kiri yang diletakkan pada pundak kanan.



9.      Mbaya mangap

Digunakan pada tari putra gagah. Posisi tangan mbaya mangap adalah posisi tangan sama seperti ngrayung tetapi ibu jari tidak menempel pada telapak tangan. Ibu jari membuka lurus ke depan.
10. Nayung

Digunakan pada tari putra alus. Posisi tangan kanan mbaya mangap yang letaknya di depan dada, biasanya berpasangan dengan mingkis.

11. Mingkis

Pasangan nayung yang dilakukan tangan kiri, posisi dimana tangan kiri mbaya mangapdengan telapak tangan menghadap atas, terletak di pinggang kiri (trap cethik).

12. Seblak

Gerakan menyibak selendang/sampur dari pangkal ikatan selendang sampai merentang lurus kesamping badan. Kemudian arahkan selendang kebelakang. Seblak kanan kearah kanan, seblak kiri kearah kiri dengan tangan kiri, atau secara bersamaan.
 
13. Ngepel

Posisi jari tangan mengepal, dengan ibu jari menempel di depan jari telunjuk. Digunakan pada tari putra gagah.


14. Bapang

Posisi tangan pada tari putra gagah dengan telapak tangan mbaya mangap dimana tangan kiri posisi membuka menghadap atas, lengan tangan membuka kesamping. Sedang tangan kanan lengan kanan membuka lurus pundak dengan posisi telapak tangan mbaya mangap menghadap depan.

 

15. Kambeng

Posisi lengan tangan membuka didepan dada dengan kedua tangan mengepal.




Masih banyak lagi istilah-istilah gerakan dasar dalam tari tradisional Jawa. Sangat banyak kalau harus saya uraikan semua disini. Semoga yang sedikit ini dapat memberi inspirasi bagi semua. Untuk gerakan dasar kaki, kepala dan badan akan saya bahas pada postingan selanjutnya. Salam Budaya.
SANG PAMOMONG
Oleh Tien Kusumawati, S. Pd
 

 Sang Pamomong merupakan karya tari saya berikutnya, Tarian ini sudah dipentaskan pada SIDF (Sibu International Dance Festival) beberapa waktu lalu di Sibu, Sarawak,Malaysia.

Tentang Sang Pamomong.
Pamomong berarti sebagai panutan. Seorang guru, adalah sosok pembimbing yang menjadi panutan anak yang di momong atau anak didiknya. Apapun yang dilakukan guru, anak-anak cenderung mengikutinya. Pepatah mengatakan guru kencing berdiri murid kencing berlari. Ketika guru mengajarkan hal-hal yang baik, maka murid akan mengikuti yang baik pula. Demikian sebaliknya, ketika guru melakukan hal yang kurang baik, murid senantiasa melakukan hal yang kurang baik pula.
Dari kejadian inilah muncul ide garapan sang pamomong. Bahwa hal baik maupun tidak baik, bagi kita, senantiasa mengikuti apa yang orang lain lakukan, tidak hanya pada murid atau anak-anak, tetapi pada semua usia. Latah!!!!!! Mengikuti yang lain meskipun hal yang diikuti tidak pantas atau kurang baik. Jaman sekarang ini orang akan mengikuti apa yang orang lain lakukan.
Ide garap yang disajikan adalah seorang penari yang sedang menari dan kemudian ditirukan oleh penari lain. Semua gerakannya ditiru penari lain, meski gerak yang ditarikan salah atau kurang baik. Kemanapun sang pnari itu bergerak, tetap saja diikuti dan ditiru gerakannya. Bergantian penari yang satu menjadi contoh (ditiru) oleh penari yang lain. Pada akhirnya semua penari menari secara serempak.
Terdiri dari beberapa gerak, yang pada akhirnya gerak dilakukan bersamaan dengan melakukan pengulangan gerakan yang sama secara bersama. Ending karya dengan menarikan gerakan secara berulang dengan gerakan kompak yang makin lama makin cepat, sambil masuk arena.
Terdiri dari 3 penari. 1 orang penari sebagai pembawa gerak, sedang yang lain sebagai peniru gerak. Tidak menutup kemungkinan untuk jumlah penari, bisa dilakukan orang banyak sebagai peniru gerak.

Tuesday, February 12, 2013

Hasil Workshop MGMP Seni Budaya tentang guru yang professional


Hasil Workshop MGMP Seni Budaya tentang guru yang professional

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh MGMP Seni Budaya. Dalam workshop tersebut, salah satu nara sumber mengemukakan tentang profesionalisme seorang guru. Hasilnya terangkum dalam tulisan saya ini, semoga bermanfaat.

Salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki guru adalah mengembangkan keprofesionalannya secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Permendiknas No.16/2007). Pengembangan kompetensi profesional tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara sesuai dengan peran yang dimiliki guru. Peran guru menurut Surya Dharma (2008:2) antara lain sebagai peneliti, penulis dan penilai.
 
Peran guru sebagai peneliti, diharapkan terlatih menemukan, merumuskan masalah, dan mencari solusi pemecahannya secara ilmiah. Daur ilmu pengetahuan semacam itulah yang menjadikan guru terus berkembang ilmunya sehingga apa yang diajarkan akan selalu diperbaharuinya agar tidak kadaluwarsa dan relevan dengan kemajuan IPTEK yang sedang berkembang.

Guru yang berkualitas senantiasa “memperbaiki” performance-nya dengan cara melakukan classroom action research atau melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang hasilnya kemudian ditulis dalam naskah untuk didiskusikan bersama peer group-nya (semacam MGMP atau KKG). 

Berdasarkan kajian manajemen pendidikan bahwa sangat lambannya guru naik pangkat dari jenjang ke jenjang bisa merupakan cerminan dari kinerja yang rendah. Dalam konteks ini maka upaya meningkatkan mutu pendidikan akan terasa sulit dicapai karena korelasinya cukup kuat antara kinerja guru dengan mutu proses belajar siswa. Tampaknya hanya “pepesan kosong” belaka hendak mengejar kualitas pendidikan bila KINERJA DAN PROFESIONALISME GURU masih  RENDAH sehingga menjadi persoalan yang krusial.
 
Oleh karena itu, karya PTK menjadi batu sandungan besar bagi guru-guru  dl menapaki jenjang karir puncaknya. Persoalan lain yang perlu dicermati adalah dalam penilaian sertifikasi melalui dokumen portofolio yang kini tengah bergulir. Hasil kajian akademik, ternyata hampir sebagian besar para peserta sertifikasi jalur portofolio tidak memiliki karya ilmiah, khususnya karya penelitian tindakan. Itu sebabnya resiko kegagalan memperoleh sertifikasi kompetensi profesional sangat tinggi. 

Berpijak dari gambaran di atas, perlu diupayakan terobosan dalam meningkatkan kapasitas/kemampuan meneliti bagi para guru melalui kegiatan workshop profesional yang terencana dan sistematik sehingga dalam waktu singkat para peserta dapat  melaksanakan PTK dan menyusun  laporan hsl penelitiannya. 

Melalui kegiatan workshop dalam MGMP inilah diharapkan peserta mendapatkan pengetahuan  praktis sehingga termotivasi untuk melakukan PTK dalam memperbaiki mutu pembelajarannya. Itulah TARGET PTK. Dan jika hal ini telah menjadi budaya pada kalangan guru, maka mutu hasil/ prestasi belajar siswa pun akan meningkat.