TARIANKU

semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya, penari, pecinta tari, pengamat tari dan juga guru-guru tari. Serta seniman-seniman baik tari, musik maupun teater. salam budaya.

Sunday, April 5, 2015

MY CHOREOGRAPHY



 YANG TERUSIR

Tari YANG TERUSIR adalah sebuah perwujudan ide yang berlatar belakang ritus esensial masyarakat petani pantura. Hal hal yang menjadi ciri dan gaya hidup masyarakat pesisiran menjadi tema pokok bagi perwujudan ide kreatif. Dominasi, ordinansi dan sub ordinansi realita sosio cultural itu, sejauh pengamatan saya, masih nampak nyata pada MASYARAKAT PETANI. Meski keberadaannya sudah terkikis oleh pesatnya pembangunan fisik, namun nilai-nilai primordial dan filosofis masyarakat petani masih tetap nyata hingga saat ini.  Kebersamaan,senasib sepenanggungan, guyub rukun, dan keceriaan merupakan karakter yang paling menonjol pada masyarakat petani Pantura Jawa Tengah. Bagi masyarakat ini, hasil panenan padi adalah sebuah Anugrah Tuhan. Hasil panen padi bukan sekedar hasil pekerjaan melainkan memiliki serentetan ritus, termasuk pengusiran burung-burung pemangsa bulir padi sebagai hama, yang dalam esensinya adalah sebuah perjuangan disertai rasa syukur yang melimpah yang dianugrahkan Tuhan. Maka dapat dikatakan bahwa RASA SYUKUR inilah yang menjadi dominasi sekaligus pencitraan yang ordinan dari sebuah sub ordinansi karakter, dalam hal ini usaha pengusiran burung-burung yang dianggap hama, yang nampak nyata pada masyarakat petani Pantura Jawa Tengah.

Pusat perhatian garapan Tari YANG TERUSIR pun berpijak, bertolak dan berpusat pada ide pengusiran burung sebagai hama. Secara konseptual, Tari YANG TERUSIR adalah cerminan sosio cultural masyarakat petani Pantura pada kegiatan pengusiran burung-burung di sawah, sejauh mampu tertuang dalam ide ekspresi gerak, berbingkai estetis seni Tari yang secara teknis relative bersahaja untuk diajarkan dan dipelajari. Teknik utama yang dipergunakan tetap mengambil teknik Tari Ballet Modern. Sebagai akar bagi pengembangan modus gerak lainnya. Pengembangan gerak mengarah pada interpretasi seni Tari di jaman sekarang yang memiliki ranahnya tersendiri dalam menafsir arti dan makna kebebasan gerak.

Musik menjadi elemen penting bagi Tari YANG TERUSIR. Musik yang dipergunakan didominasi oleh perkusi.  Rangkaian alat musik yang relative luas keberadaannya. Pola iramanya berawal dari sangat sederhana dan primitive, sebagai manifestasi kesederhanaan masyarakat petani Pantura dalam relung cita cita kehidupannya. Kemudian musik secara gradual mengeksplorasi pola irama musik jaman sekarang. Sebagai sebuah pemaknaan bahwa apapun dan bagaimanapun keberadaan sosio cultural masyarakat petani di Pantura, kesekitarannya adalah sebuah jaman modern, yang tentu saja mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai konsekuensi sosio cultural yang sangat berbeda.

Busana dan property

Busana penari sejauh mungkin diupayakan mengadaptasi busana asli petani Pantura, sejauh yang berhasil saya telusuri jejak keberadaannya. Corak batik Tegalan untuk kain sarung, corak dan ragam baju kebaya serta aksesoris yang sesederhana mungkin. Yang kiranya tidak berlebihan jika dimaknai sebagai keseharian masyarakat petani Pantura. Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan busana dengan pengambaran pakaian yang sering digunakan petani untuk memasangkannya pada boneka “orang-orangan sawah”. Seperti dalam karya tari inipun busana yang dipakai sangatlah sederhana. Termasuk ekspresi kegembiraan dan rasa syukur yang dituangkan dengan eksplorasi “keprak” sebuah alat tradisional, pengusir hama burung sebagai property.








my choreography "MINATURA"


TARI MINATURA

Penciptaan sebuah karya tari bagi guru seni budaya khusunya bidang studi seni tari merupakan hal yang wajib untuk dilakukan, hal ini berkaitan dengan keprofesionalan guru tersebut. Apalagi guru dituntut untuk berkarya sesuai bidangnya atau relevan dengan bidangnya. Tidak terkecuali sayapun tetap berkarya dan berkarya. Karya tari saya kali ini adalah tentang nelayan.

Sinopsis

Gaya hidup masyarakat pesisiran menjadi tema pokok bagi perwujudan ide kreatif karya tarian ini. Dominasi, ordinansi dan sub ordinansi realita sosio cultural itu, sejauh pengamatan saya nampak nyata pada MASYARAKAT NELAYAN. Kebersamaan, senasib sepenanggungan, guyub dan keceriaan merupakan karakter yang paling menonjol pada masyarakat nelayan Pantura Jawa Tengah. Bagi masyarakat ini, hasil tangkapan ikan adalah sebuah Anugrah Tuhan. Hasil tangkapan ikan bukan sekedar hasil pekerjaan melainkan memiliki serentetan ritus, yang dalam esensinya adalah sebuah rasa syukur atas nikmat dan rahmat yang melimpah yang dianugrahkan Tuhan. Maka dapat dikatakan bahwa RASA SYUKUR inilah yang menjadi dominasi sekaligus pencitraan yang ordinan dari sebuah sub ordinansi karakter, yang nampak nyata pada masyarakat nelayan Pantura Jawa Tengah.

Pusat perhatian garapan Tari Minatura pun berpijak, bertolak dan berpusat pada rasa syukur masyarakat nelayan Pantura. Yang lazimnya terwujud dalam semangat kebersamaan yang ceria,gembira dan spontan. Tari Minatura adalah sebuah perwujudan ide yang berlatar belakang ritus esensial masyarakat nelayan pantura.

Makna Tari Minatura

Secara konseptual, Tari Minatura adalah cerminan sosio cultural masyarakat nelayan Pantura, sejauh mampu tertuang dalam ide ekspresi gerak,berbingkai estetis seni Tari yang secara teknis relative bersahaja untuk diajarkan dan dipelajari. Teknik utama yang dipergunakan tetap mengambil teknik Tari Klasik Jawa Tengah. Sebagai akar bagi pengembangan modus gerak lainnya. Pengembangan gerak mengarah pada interpretasi seni Tari di jaman sekarang yang memiliki ranahnya tersendiri dalam menafsir arti dan makna kebebasan gerak. Busana penari sejauh mungkin diupayakan mengadaptasi busana asli nelayan Pantura. Corak batik Tegalan untuk kain sarung,  corak dan ragam baju kebaya serta aksesoris yang sesederhana mungkin. Yang kiranya tidak berlebihan jika dimaknai sebagai keseharian masyarakat nelayan Pantura. Termasuk ekspresi kegembiraan dan rasa syukur yang dituangkan dengan eksplorasi “blubuh” sebuah alat penangkap ikan tradisional.

Musik menjadi elemen penting bagi Tari Minatura. Musik yang dipergunakan didominasi oleh perkusi. Rangkaian alat musik yang relative luas keberadaannya. Pola iramanya berawal dari sangat sederhana dan primitive,sebagai manifestasi kesederhanaan masyarakat nelayan Pantura dalam relung cita cita kehidupannya. Kemudian musik secara gradual mengeksplorasi pola irama musik jaman sekarang. Sebagai sebuah pemaknaan bahwa apapun dan bagaimanapun keberadaan sosio cultural masyarakat nelayan Pantura, kesekitarannya adalah sebuah jaman modern, yang tentu saja mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai konsekuensi sosio cultural yang sangat berbeda.

Kostum dan perlengkapan/property

Kostum yang di pakai : antara lain
1. baju/kebaya
2. kain
3. sampur/sabuk
4. assesoriess kepala

properti yang di bawa berupa :
1. kepis/blubuh
2. jala/jaring


Deskripsi Gerakan Tari Minatura

1.      Gerak Masuk Arena
2.      Gerak manembah
3.      Lumaksana lembehan
4.      Nyebar jala ke depan dan belakang
5.      Nyebar jala samping kanan-kiri
6.      Ayun jala, gerakan kaki double step, berputar
7.      Loncat-loncat ayun jala
8.      Laku telu, miwir jala (njembreng)
9.      Nyebar jala kearah sudut
10.  Putar njembreng jala
11.  Duduk timpuh (letakkan kepis dan jala)
12.  Gerakan manembah (bersyukur)
13.  Gerakan ukel 2 tangan (mengambil ikan di jala)
14.  Rapihkan jala, dimasukkan ke dalam kepis
15.  Ambil kepis
16.  Jalan double step ayun kanan kiri kepis didepan dada
17.  Gerakan sama dengan nomer 7, namun ayun kepis
18.  Gerakan sama dengan nomer 8, memegang jala
19.  Jalan lembehan kepis
20.  Maju mundur, ayun kepis (nyerok)
21.  Jalan ayun kepis (nyerok)
22.  Jalan ayun kepis…. Pose. selesai

Inilah karya tarianku di tahun 2014 lalu. semoga dapat menjadi inspirasi rekan-rekan dalam berkarya.