TARIANKU

semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya, penari, pecinta tari, pengamat tari dan juga guru-guru tari. Serta seniman-seniman baik tari, musik maupun teater. salam budaya.

Tuesday, April 16, 2013

koran Radar Tegal











Liputan koran Radar Tegal for world dance day 2013


Liputan Radar Tegal for world dance day 2013


PENARI PANTURA BAKAL IKUTI HARI TARI SEDUNIA
Setelah sebelumnya tampil di negeri Jiran Malaysia, dengan membawakan tarian Srimpi Gitar, bulan April ini Kusuma Budaya Dance Company, pimpinan Tin Kusumawati, kembali akan menampilkan garapan tari terbarunya yang diberi judul “Dancing Relief”
Nantinya bakal tampil memperingati Hari Tari sedunia di Solo. Selain dari Tegal, acara itu diikuti peserta dari Italia, Mexico, Singapore dan Malaysia. Tak kalah menarik, kegiatan tersebut dimeriahkan penampilan dari empat kraton di Indonesia.
Tari Dancing Relief dari Pantura Tegal, didukung oleh enam penari cantik. Masing-masing Djasika Putri Asih, Tika Dian Pertiwi, Susiati, Yuni Widyarini, Eki Sudiarti, Martha Dewi dan Tin Kusumawati. Semua penarisekaligus sebagai pengajar tari di Sekolah Dasar (SD) yang ada di kota Tegal. Kali ini mereka bakal tampil dalam even dunia.
            Ide dasargarapan tari Dancing Relief, menurut Tin Kusumawati, relief-relief di Candi Borobudur. “Garapan tari tersebut sebagai gambaran atau pengandaia, bagaimana kalau yang ditampilkan dalam relief itu seperti hidup kembali. Penampilan enam penari yang yang kami beri judul Dancing Relief: merupakan pengandaian atau gambarandari relief itu”, imbuhnya.
            Sedangkan yang akan mengiringi tari di Solo, komposisi musiknya digarap pemusik kenamaan dari Tegal, Michael Gunadi Widjaja. Sebelum itu, Gunadi sapaan akrab lelaki ini, menggarap komposisi musik untuk “Srimpi Gitar”
            Baik tari “Srimpi Gitar” dan “Dancing Relief”, lama waktu menarinya tidak jauh berbeda. Sama-sama pendek, sekitar 6 menit. “Tari Dancing Relief yang akan kami mainkan, memperingati Hari Tari sedunia, merupakan tari kreasi baru.” (din)