Banyak
yang beranggapan bahwa menari adalah sebuah hobby saja, menari bisa dilakukan
sebagai pengisi waktu luang yang dapat dilakukan sesekali waktu saja. Ternyata
tidak. Ketika seseorang sudah memilih tari sebagai sebuah profesi maka menari
harus benar-benar digeluti secara professional. Harus! Harus! Dan harus.
Sebaiknya anggapan seperti itu segera dihilangkan. Banyak orang tua yang
melarang anak-anaknya ketika mereka hendak melanjutkan study dibidang seni
tari. Anggapan mereka bahwa seni tari tidak dapat menjamin kelangsungan
hidupnya. Mau makan apa dengan menari? Mau jadi apa kalau sekolah tari?
Demikian anggapan orang tua. Namun demikian, menari tidak dapat lepas juga dari
hobby.
Melalui
tulisan ini saya berharap, bahwa tak ada lagi anggapan-anggapan seperti di atas.
Karena sesungguhnya tari,seni tari,ataupun menari dapat dijadikan sebagai profesi
yang dapat menjanjikan apabila dikerjakan dengan serius dan secara
professional. Seni tari dapat dijadikan sebagai lahan pekerjaan yang
menjanjikan bahkan dapat membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain. Misalnya
dengan membuka sebuah sanggar/ tempat kursus tari dengan sentuhan professional.
Dengan pengelolaan yang professional, sebuah sanggar dapat diminati orang
banyak, sehingga banyak siswanya, dengan banyak siswa pasti banyak pula
pendapatannya, sudah pasti pula banyak pekerjaan didalamnya, maka kita
memerlukan orang lain sebagai administrator untuk menangani siswa-siswa
tersebut. Maka secara tidak langsung kita sudah membuka lapangan pekerjaan bagi
orang lain. Belum lagi apabila diadakannya pementasan, kita akan butuh lebih
banyak lagi tenaga kerja. Misal untuk menangani kostum, rias, tata panggung,
dan lainnya yang berhubungan dengan pementasan. Nah….untuk menjadikan sebuah
sanggar/kursusan kita menjadi kursusan yang professional maka sebagai pengelola/pemilik,
harus professional juga. Dimulai dari diri sendiri. Siapkan bekal sebanyak
mungkin bidang seni tari. Banyak tempat untuk memperkaya diri dibidang seni
teri. Sekolah, kuliah, ataupun melalui kursus yang benar-benar professional.
Sekolah-sekolah
yang menangani bidang khusus seni tari ini, sebut saja SMKI (sekarang SMK)
setingkat SMA, dan perguruan-perguruan tinggi-perguruan tinggi seni yang
tersebar di Indonesia. Melalui jalur formal inilah kita bisa memperkaya diri
kita tentang menari dan pengetahuan seputar tari. Dengan demikian
keprofesionalan kita dibidang seni tari tak lagi diragukan. Maka saat
dihadapkan pada “wiraswasta” dibidang seni kita sudah memiliki bekal ilmu yang
kuat sebagai modal. Melalui
sekolah-sekolah formal inilah kita benar-benar digembleng secara matang, baik
dari segi pengetahuan maupun praktek. Dari bentuk-bentuk dasar menari, olah
tubuh, maupun penciptaan sebuah karya tari. Secara pribadi, saya merasakan
bentuk badan (dedeg dan adeg) saya jauh lebih baik setelah saya menimba ilmu di
sekolah seni. Saya bandingkan dengan penari yang hanya sekedar bisa menari
(tidak melalui jalur pendidikan formal) meskipun jam terbangnya jauh lebih lama
namun nampaklah sangat berbeda.
Memang
tak banyak orang yang menyukai bidang ini. Apalagi bagi mereka yang tidak
memiliki bakat, seni tari mungkin hanya dianggap sebagai seni yang kuno,
ketinggalan jaman, atau ndeso. Namun sungguh mereka yang beranggapan demikian
tidak tahu bahwa seni tari adalah seni yang sangat adiluhung. Sangat dibutuhkan
generasi penerus untuk melestarikannya. Jadi, jangan lagi beranggapan bahwa
menari dapat dijadikan sebagai sambilan saja, bisa dilakukan sebagai hobby
saja. Karena menari dapat membawa kita menjadi orang sukses sebagai pengusaha
hiburan. Heheheh ….
No comments:
Post a Comment