Hasil Workshop MGMP
Seni Budaya tentang guru yang professional
Beberapa waktu lalu, saya
mengikuti kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh MGMP Seni Budaya. Dalam
workshop tersebut, salah satu nara sumber mengemukakan tentang profesionalisme
seorang guru. Hasilnya terangkum dalam tulisan saya ini, semoga bermanfaat.
Salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki guru adalah
mengembangkan keprofesionalannya secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Permendiknas
No.16/2007). Pengembangan kompetensi profesional tersebut dapat dilakukan
melalui berbagai cara sesuai dengan peran yang dimiliki guru. Peran guru
menurut Surya Dharma (2008:2) antara lain sebagai peneliti, penulis dan
penilai.
Peran guru sebagai peneliti, diharapkan
terlatih menemukan, merumuskan masalah, dan mencari solusi pemecahannya secara
ilmiah. Daur ilmu pengetahuan semacam itulah yang menjadikan guru terus
berkembang ilmunya sehingga apa yang diajarkan akan selalu diperbaharuinya agar
tidak kadaluwarsa dan relevan dengan kemajuan IPTEK yang sedang berkembang.
Guru yang berkualitas senantiasa “memperbaiki”
performance-nya dengan cara melakukan classroom action research
atau melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang hasilnya kemudian ditulis
dalam naskah untuk didiskusikan bersama peer group-nya (semacam MGMP
atau KKG).
Berdasarkan kajian manajemen pendidikan bahwa sangat lambannya guru naik
pangkat dari jenjang ke jenjang bisa merupakan cerminan dari kinerja yang
rendah. Dalam konteks ini maka upaya meningkatkan mutu pendidikan akan terasa
sulit dicapai karena korelasinya cukup kuat antara kinerja guru dengan mutu
proses belajar siswa. Tampaknya hanya “pepesan kosong” belaka hendak mengejar
kualitas pendidikan bila KINERJA DAN PROFESIONALISME GURU masih RENDAH sehingga menjadi persoalan yang
krusial.
Oleh karena itu, karya PTK menjadi batu sandungan besar bagi guru-guru dl menapaki jenjang karir puncaknya.
Persoalan lain yang perlu dicermati adalah dalam penilaian sertifikasi melalui
dokumen portofolio yang kini tengah bergulir. Hasil kajian akademik, ternyata
hampir sebagian besar para peserta sertifikasi jalur portofolio tidak memiliki
karya ilmiah, khususnya karya penelitian tindakan. Itu sebabnya resiko
kegagalan memperoleh sertifikasi kompetensi profesional sangat tinggi.
Berpijak dari gambaran di atas, perlu diupayakan terobosan dalam
meningkatkan kapasitas/kemampuan meneliti bagi para guru melalui kegiatan
workshop profesional yang terencana dan sistematik sehingga dalam waktu singkat
para peserta dapat melaksanakan PTK dan
menyusun laporan hsl penelitiannya.
Melalui kegiatan workshop dalam MGMP inilah diharapkan peserta mendapatkan
pengetahuan praktis sehingga termotivasi
untuk melakukan PTK dalam memperbaiki mutu pembelajarannya. Itulah TARGET PTK.
Dan jika hal ini telah menjadi budaya pada kalangan guru, maka mutu hasil/
prestasi belajar siswa pun akan meningkat.
No comments:
Post a Comment