TARIANKU

semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya, penari, pecinta tari, pengamat tari dan juga guru-guru tari. Serta seniman-seniman baik tari, musik maupun teater. salam budaya.

Thursday, July 5, 2012

BELAJAR SABAR DARI TARI JAWA
Tien Kusumawati, S.Pd

“Senang rasanya melihat anak-anak kecil belajar menari. Ingatan langsung melayang, pada masa kecil, saat dulu belajar menari.  Masih teringat jelas nama-nama mereka, guru tari. Saat duduk di bangku SD  ada Bu Budi, ketika SMP dan SMA ada Pak Bambang. Mereka dengan sabar, bahkan amat sabar saat melatih tari di sekolah”.

Memang benar belajar menari dan melatih tari dibutuhkan kesabaran. Apalagi dalam belajar tari tradisional, Jawa khususnya. (Jawa Tengah). Tari Jawa merupakan tarian yang lembut, gerakannya mengalir, dan amat pelan. Gerakan dilakukan sesuai irama, dimana tempo iramanya begitu lembut/pelan.

Beberapa nilai yang dapat kita ambil dari tari Jawa, (demikian banyak orang menyebut tarian ini) yang dapat kiat terapkan dalam kehidupan kita, antara lain kita harus senantiasa sabar, kita harus senantiasa tepat waktu, dan segala sesuatu dilakukan sesuai aturan. Mungkin masih ada yang dapat kita temukan apabila kita mengkaji lebih dalam tentang Tari Jawa ini. Namun demikian 3 hal yang dapat saya uraikan, bagi saya ini sudah cukup mewakili untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. 3 hal tersebut adalah : kesabaran, tepat waktu, dan kelembutan.

Kesabaran
Untuk menjadi penari yang baik, kita wajib berlatih secara terus menerus dengan penuh kesabaran, tidak mudah putus asa atau cepat bosan. Sabar apabila kita kesulitan melakukan gerakan yang amat njlimet / rumit. Dalam belajar menari dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan 1 tarian. Harus sabar dalam mempelajari tarian tersebut. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hendaklah kita sabar dalam menghadapi kehidupan ini, apapun sulitnya, senantiasa ada jalan untuk meraihnya asalkan kita lakukan dengan penuh kesabaran dan tidak putus asa.

Tepat waktu
Untuk memudahkan mengingat-ingat gerakan, biasanya kita gunakan hitungan, dimana jarak hitungan 1 ke hitungan dua sangat pelan dan tempo yang agak lama, dan harus dilakukan sesuai irama. Contoh, pada saat gerak seblak sampur (mengibaskan salendang kearah samping kanan atau kiri), gerak seblak sampur pada salah satu tarian harus dilakukan pada hitungan 8 (bertepatan dengan bunyi gong), jadi sebelum hitungan 8, gerak seblak tersebut belum boleh dilakukan atau jangan sampai melebihi hitungan 8. Jika tidak, wirasa/ dalam tarian tersebut akan kurang enak dinikmati karena gerakan dilakukan tidak tepat waktu/tidak pas musiknya, karena bisa saja terjadi antara musik dan gerakan akan saling kejar-kejaran sehingga tarian tersebut kurang enak untuk dinikmati. Dalam dunia kerja, kita senantiasa dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal/tepat waktu. Bagaimana jadinya apabila kita tidak tepat waktu, pasti akan menumpuk pekerjaan-pekerjaan lainnya. Semakin kita tunda, semakin tinggi tumpukan pekerjaan kita.

Kelembutan
Tari Jawa yang identik dengan kelembutan, gerakannya mengalir, alus (lembut), sehingga terkesan sangat anggun. Kelembutan juga kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari…terhadap keluarga…terhadap kerabat… terhadap rekan kerja, kita butuh itu. Sehingga dalam pergaulan tidak saling bersitegang satu sama lain… Kalaupun ada konflik dapat diselesaikan dengan keramahan,  kekeluargaan…so…dengan penuh kelembutan….




Tegal, 16 Oktober 2010

2 comments:

  1. salut buat Mba Tien, banyakan orang jawa sekarang ga bisa tari jawa bahkan tidak sedikit yang ga tau nama tarian jawa apalagi gerakannya, itu termasuk saya lho... hehehe
    lanjutkan nguri-uri budaya adiluhung dari jawa dan sukses buat mba Tien

    ReplyDelete
  2. Terima kasih pak... Itu memang sudah menjadi tugas kita untuk nguri-uri kebudayaan tradisi agar tidak lekang oleh waktu... Berharap juga bahwa generasi muda ikut handarbeni budaya bangsa sendiri...

    ReplyDelete